About

Pages

Sabtu, 02 Januari 2016

Dari SMK ke PKN STAN Halooooo gaiss kenalin namaku Sari. Aku mau berbagi sedikit cerita tentang pengalaman yang udah aku lalui. Semoga bermanfaat bwt yang baca terutama bwt anak-anak SMK kelas 3 yang bentar lagi pengen nglanjutin sekolah atau kuliah. Sebelumnya aku sekolah di SMK Farmasi. Saat itu aku bener bener optimis dan yakin kalo mimpi aku di terima di Fakultas Farmasi UGM bakal terwujud. Kenapa? Karena nilai rapotku dari semester 1-5 selalu naik, alhamdulillah juga yang terbaik di kelas, dan aku punya beberapa sertifikat keorganisasian yang katanya bisa menambah nilai dan peluang lolos SMPTN. Di tahun aku kelas 3 ada peraturan baru bahwa nilai UN juga bisa menentukan keberhasilan lolos SNMPTN. Dan alhamdulillah nilai UNku juga cukup baik… melihat dari beberapa indikator itu aku optimis banget lolos SNMPTN. Tapi…. Jengjengjeng… hasilnya…. Hmmm…. GAGALLLLLL… aku nggak lolos SNMPTN. Sedih, galau, gundah, kecewa.. ya begitulah rasanya.. bener-bener stress dan nggak tau harus gmana. Sebenernya masih banyak cara supaya bisa di terima di PTN, masih banyak tes yang bisa kita ikuti. Tapi ada satu kendala bagi saya (read:anak SMK) untuk bsa lolos ujian tertulis yg diselenggaran PTN. Masalah terbesarnya adalah TIDAK SEMUA materi anak SMA di pelajari oleh anak SMK. Tapi kenyataannya saat ujian tertulis PTN kami disetarakan dengan anak SMA. Adilkah??? Pikir sendiri ya gaiss.. klo menurut aku sih ngga adil…. Lebih parahnya aku cuma punya waktu sekitar 2 bln untuk persiapan tes tertulis PTN.. dan ini adalah salah satu kesalahanku yg semoga kalian nggak sama kyak aku, yaitu aku ngga persiapin plan B dari awal karena terlalu optimis lolos SNMPTN. So, bwt tmn tmn smua (read : terutama anak SMK yg pengen lanjut kuliah) lebih baik kalian persiapin diri sedini mungkin, mulai belajar materi-materi anak SMA klo bisa sih dari kelas satu udah mulai belajar. Karena minimnya waktu yang tersisa bwt belajar, akhirnya aku menyerah dari my big dream yaitu masuk Fakultas Farmasi UGM. Aku daftar di universitas lain… saat tes SBMPTN aku nggak begitu yakin dengan jawabanku.. banyak banget yang aku kosongin.. aku hanya berharap bisa dapat hasil terbaik. Karena tes yang sebelumnya aku merasa ngga maksimal, aku ikt ujian tertulis yang diadain UNS. Aku daftar prodi D3 Farmasi. Saat ujian tertulis ini aku yakin dengan jawabanku, dan lebih bisa mengerjakan soal-soalnya dibanding tes yang sebelumnya.. hasil tes di UNS keluar lebih cepat dibanding tes SBMPTN. Dan hasilnya alhamdulillah lolos dan diterima… aku sudah tenang karena sudah ada kejelasan ke mana aku melanjutkan studiku.. tapi jika hasil SBMPTN nanti sesuai dengan keinginanku maka aku akan lebih memilih melanjutkan studi ku di sana, yaitu di Farmasi Universitas Brawijaya. Beberapa minggu kemudian…. Hasil SBMPTN pun keluar.. dan hasilnyaa adalahhh…. Aku tidak diterima di Farmasi Universitas Brawijaya. Beberapa minggu aku kuliah di UNS, ada temenku yang mengajakku untuk mencoba USM STAN. Entah kenapa aku juga tertarik untuk mengikuti tes tersebut. Hmmm mungkin karena aku mendapat biaya kuliah di Farmasi UNS yg cukup mahal sedangkan STAN tidak mengenakan biaya kuliah kepada mahasiswanya. Waktuku untuk mempersiapkan diri menghadapi USM STAN lebih singkat, aku lupa berapa lama, tapi aku kira tidak sampai 1 bulan. Di tambah lagi saat itu aku sudah kuliah, sudah ada tugas ospek dan tugas-tugas kuliah yang lain. Jadi sebenarnya aku merasa persiapanku kurang matang. Setelah melewati USM STAN, agak kecewa sih.. karena sebelumunya aku mentargetkan menjawab semua soal TBI (tes bahasa inggris) tapi kenyataannya ada 16 soal yang belum sempat aku jawab, begitu juga dengan TPA (tes potensi akademik). Namun setelah keluar hasilnya ternyata aku lolos tes tahap 1 (tes tertulis), jadi aku bisa lanjut dan mengikuti tes tahap 2 (tes fisik). Aku tidak begitu tahu bagaimana standar penilaian tes fisik ini. Ada org yg mengatakan untuk perempuan minimal mampu lari 5x putaran lapangan (waktu itu aku tes di jogja dan lapangannya berukuran 300m). jadi saat tes targetku adalah mampu lari 5x putaran. Tapi lagi lagi kenyataannya tidak sesuai harapanku, aku hanya mampu lari 4x putaran lebih sedikit. Dan menurut pengamatanku saat itu rata-rata peserta perempuan yg lain mampu lari 5x putaran. Karena tahun 2015 ujian seleksi masuk STAN tidak menggunakan tes wawancara maka tes fisik adalah tes terakhir yg harus ku lalui. Aku tidak begitu optimis untuk di terima di STAN. Namunnn….. Allah berkehendak aku DITERIMA di STAN (read : saat ini sudah berganti nama mjd PKN STAN). Benar-benar hal yg tidak terduga. Aku sangat bersyukur dan bahagia. Karena bisa diterima di salah satu kampus yg menjadi favorit banyak org. Dari kisahku ini, aku ingin menyampaikan kepada teman-teman semua. Bahwa rezeki setiap manusia sudah diatur, termasuk setiap kegagalan dan keberhasilan. Oleh karena itu, jika kalian gagal jangan takut untuk bangkit, karena jika kalian menyerah maka semuanya sudah berakhir dan sad ending adalah akhir yg kalian pilih. Tapi jika kalian mampu untuk bangkit, terus berusaha, dan berdoa maka kalian akan menjemput kesuksesan kalian. Dan percayalah bahwa Allah lebih tau mana yg terbaik untuk kita. Bagi anak-anak SMK jangan TAKUT, MINDER, RENDAH DIRI dalam bersaing dengan anak SMA. Kita juga mampu bersaing dengan mereka, kita punya kelebihan kita sendiri di bidang kita masing-masing. Hanya kita punya lebih banyak hal untuk dipelajari yaitu pelajaran kejuruan dan pelajaran anak SMA pada umumnya. Jadi, kalian harus belajar dengan giat yakkk !!! SEMANGAT bwt adik adikku anak SMK !!!! Semoga kalian bisa di terima di Universitas dan Fakultas impian kalian !!!

2 komentar:

  1. Jadi anak SMK bisa ya kak masuk STAN soalnya kawan ku banyak yg bilang STAN gk terima lulusan SMK

    BalasHapus
  2. Jadi sebenernya kalo lulusan SMK tetep bisa masuk STAN apa ga kak?

    BalasHapus