Dari SMK ke PKN STAN
Halooooo
gaiss kenalin namaku Sari. Aku mau berbagi sedikit cerita tentang pengalaman
yang udah aku lalui. Semoga bermanfaat bwt yang baca terutama bwt anak-anak SMK
kelas 3 yang bentar lagi pengen nglanjutin sekolah atau kuliah.
Sebelumnya
aku sekolah di SMK Farmasi. Saat itu aku bener bener optimis dan yakin kalo
mimpi aku di terima di Fakultas Farmasi UGM bakal terwujud. Kenapa? Karena nilai
rapotku dari semester 1-5 selalu naik, alhamdulillah juga yang terbaik di
kelas, dan aku punya beberapa sertifikat keorganisasian yang katanya bisa
menambah nilai dan peluang lolos SMPTN. Di tahun aku kelas 3 ada peraturan baru
bahwa nilai UN juga bisa menentukan keberhasilan lolos SNMPTN. Dan alhamdulillah
nilai UNku juga cukup baik… melihat dari beberapa indikator itu aku optimis
banget lolos SNMPTN. Tapi…. Jengjengjeng… hasilnya…. Hmmm…. GAGALLLLLL… aku
nggak lolos SNMPTN.
Sedih,
galau, gundah, kecewa.. ya begitulah rasanya.. bener-bener stress dan nggak tau
harus gmana. Sebenernya masih banyak cara supaya bisa di terima di PTN, masih
banyak tes yang bisa kita ikuti. Tapi ada satu kendala bagi saya (read:anak
SMK) untuk bsa lolos ujian tertulis yg diselenggaran PTN. Masalah terbesarnya
adalah TIDAK SEMUA materi anak SMA di pelajari oleh anak SMK. Tapi kenyataannya
saat ujian tertulis PTN kami disetarakan dengan anak SMA. Adilkah??? Pikir sendiri
ya gaiss.. klo menurut aku sih ngga adil…. Lebih parahnya aku cuma punya waktu
sekitar 2 bln untuk persiapan tes tertulis PTN.. dan ini adalah salah satu
kesalahanku yg semoga kalian nggak sama kyak aku, yaitu aku ngga persiapin plan
B dari awal karena terlalu optimis lolos SNMPTN. So, bwt tmn tmn smua (read :
terutama anak SMK yg pengen lanjut kuliah) lebih baik kalian persiapin diri
sedini mungkin, mulai belajar materi-materi anak SMA klo bisa sih dari kelas
satu udah mulai belajar.
Karena
minimnya waktu yang tersisa bwt belajar, akhirnya aku menyerah dari my big
dream yaitu masuk Fakultas Farmasi UGM. Aku daftar di universitas lain… saat
tes SBMPTN aku nggak begitu yakin dengan jawabanku.. banyak banget yang aku
kosongin.. aku hanya berharap bisa dapat hasil terbaik. Karena tes yang
sebelumnya aku merasa ngga maksimal, aku ikt ujian tertulis yang diadain UNS. Aku
daftar prodi D3 Farmasi. Saat ujian tertulis ini aku yakin dengan jawabanku,
dan lebih bisa mengerjakan soal-soalnya dibanding tes yang sebelumnya.. hasil
tes di UNS keluar lebih cepat dibanding tes SBMPTN. Dan hasilnya alhamdulillah
lolos dan diterima… aku sudah tenang karena sudah ada kejelasan ke mana aku
melanjutkan studiku.. tapi jika hasil SBMPTN nanti sesuai dengan keinginanku
maka aku akan lebih memilih melanjutkan studi ku di sana, yaitu di Farmasi
Universitas Brawijaya. Beberapa minggu kemudian…. Hasil SBMPTN pun keluar.. dan
hasilnyaa adalahhh…. Aku tidak diterima di Farmasi Universitas Brawijaya.
Beberapa
minggu aku kuliah di UNS, ada temenku yang mengajakku untuk mencoba USM STAN. Entah
kenapa aku juga tertarik untuk mengikuti tes tersebut. Hmmm mungkin karena
aku mendapat biaya kuliah di Farmasi UNS yg cukup mahal sedangkan STAN tidak mengenakan biaya
kuliah kepada mahasiswanya. Waktuku untuk mempersiapkan diri menghadapi USM
STAN lebih singkat, aku lupa berapa lama, tapi aku kira tidak sampai 1 bulan. Di
tambah lagi saat itu aku sudah kuliah, sudah ada tugas ospek dan tugas-tugas
kuliah yang lain. Jadi sebenarnya aku merasa persiapanku kurang matang. Setelah
melewati USM STAN, agak kecewa sih.. karena sebelumunya aku mentargetkan
menjawab semua soal TBI (tes bahasa inggris) tapi kenyataannya ada 16 soal yang
belum sempat aku jawab, begitu juga dengan TPA (tes potensi akademik). Namun setelah
keluar hasilnya ternyata aku lolos tes tahap 1 (tes tertulis), jadi aku bisa
lanjut dan mengikuti tes tahap 2 (tes fisik).
Aku
tidak begitu tahu bagaimana standar penilaian tes fisik ini. Ada org yg
mengatakan untuk perempuan minimal mampu lari 5x putaran lapangan (waktu itu
aku tes di jogja dan lapangannya berukuran 300m). jadi saat tes targetku adalah
mampu lari 5x putaran. Tapi lagi lagi kenyataannya tidak sesuai harapanku, aku
hanya mampu lari 4x putaran lebih sedikit. Dan menurut pengamatanku saat itu
rata-rata peserta perempuan yg lain mampu lari 5x putaran. Karena tahun 2015
ujian seleksi masuk STAN tidak menggunakan tes wawancara maka tes fisik adalah
tes terakhir yg harus ku lalui. Aku tidak begitu optimis untuk di terima di STAN. Namunnn…..
Allah berkehendak aku DITERIMA di STAN (read : saat ini sudah berganti nama mjd
PKN STAN). Benar-benar hal yg tidak terduga. Aku sangat bersyukur dan bahagia. Karena
bisa diterima di salah satu kampus yg menjadi favorit banyak org.
Dari
kisahku ini, aku ingin menyampaikan kepada teman-teman semua. Bahwa rezeki
setiap manusia sudah diatur, termasuk setiap kegagalan dan keberhasilan. Oleh karena
itu, jika kalian gagal jangan takut untuk bangkit, karena jika kalian menyerah
maka semuanya sudah berakhir dan sad ending adalah akhir yg kalian pilih. Tapi
jika kalian mampu untuk bangkit, terus berusaha, dan berdoa maka kalian akan
menjemput kesuksesan kalian. Dan percayalah bahwa Allah lebih tau mana yg
terbaik untuk kita.
Bagi
anak-anak SMK jangan TAKUT, MINDER, RENDAH DIRI dalam bersaing dengan anak SMA.
Kita juga mampu bersaing dengan mereka, kita punya kelebihan kita sendiri di
bidang kita masing-masing. Hanya kita punya lebih banyak hal untuk dipelajari
yaitu pelajaran kejuruan dan pelajaran anak SMA pada umumnya. Jadi, kalian
harus belajar dengan giat yakkk !!! SEMANGAT bwt adik adikku anak SMK !!!!
Semoga kalian bisa di terima di Universitas dan Fakultas impian kalian !!!